Kamis, 29 Januari 2009

UPAYA MENGATASI KELAMBANAN SISWA DALAM MENERIMA MATERI PELAJARAN DI SEKOLAH

UPAYA MENGATASI KELAMBANAN SISWA DALAM MENERIMA MATERI PELAJARAN DI SEKOLAH

Oleh: IBRAHIM, M.Pd.
(Ketua MGMP Geografi Kab. Majene E-Mail:BravoAQ15@.yahoo.co.id)

Jika anda berprofesi sebagai guru entah guru swasta maupun negeri akan mempunyai pengalaman dalam pembelajaran tentang siswa di kelas yang lamban menerima pembelajaran. Apabila dalam pembelajaran ini seorang guru tidak sabar dalam mengelolah pembelajaran pada siswa yang lamban maka cenderung terjadi seorang guru cepat emosi, memberi hukuman pada siswa serta memberi nilai dibawah standar pada siswa tersebut.
Pertanyaan kita sekarang adalah pernahkah seorang guru memperhatikan keadaan siswa dilingkungan keluarga, lingkungan sosial serta teman bermain. Sebab sesungguhnya dalam belajar seorang siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi siswa dalam belajar baik yang bersumber dalam diri anak itu sendiri maupun yang bersumber dari pengaruh-pengaruh dari luar. Kedua faktor inilah yang akan mempengaruhi situasi belajar pada anak, sehingga penerimaan siswa dalam belajar kadangkala terhambat yang berindikasi terhadap kelambanan dalam menerima materi pelajaran.
Gejala kelambanan siswa dalam belajar adalah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah dipelajari. Olehnya itu seorang guru harus bersabar apa bila diperhadapkan pada siswa yang belum memperlihatkan kemajuan dalam pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Ibrahim (1991), bahwa: secara umum siswa dalam satu kelas terbagi atas tiga kelompok, yaitu kelompok pandai atau cepat belajar, kelompok sedang dan kelompok lambat belajar, dan dari ketiga kategori ini maka yang terbanyak adalah golongan sedang.
Siswa yang diajar di kelas pada dasarnya sedang dalam proses perkembangann dan akan terus berkembang. Sehubungan dengan perkembangan ini maka kemampuan siswa pada setiap jenjang usia dan pada tingkat kelas juga akan berbeda-beda. Siswa pada usia atau kelas yang lebih tinggi memiliki kemampauan yang lebih tinggi dari yang di bawahnya.
Dari kenyataan ini maka seorang guru dalam memilih bahan dan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan kemampuan siswa tersebut antara lain: seorang guru dalam menyusun program pembelajaran harus sesuai dengan kemampuan siswa. Dalam hal ini menyusun bahan hendaknya menggunakan krateria sedang, dengan menggunakan metode atau bentuk kegiatan mengajar yang bervariasi pula.
Kelambanan Siswa
Setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadian. Kecakapan yang dimiliki masing-masing siswa itu meliputi kecakapan potensial yang memungkinkan untuk dikembangkan, seperti bakat dan kecerdasan maupun kecakapan yang diperoleh dari hasil belajar. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dalam belajar tidak sama dalam penerimaan materi pelajaran, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor. Menurut Oemar Hamalik (1992), terdapat dua faktor yang mempengaruhi siswa dalam belajar, yaitu : (a). Faktor Internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri anak itu sendiri yang disebabkan implikasi perkembangannya, yaitu kebutuhan tak terpuaskan, kurang pengawasan, dan kurang kuat ingatannya. (b). Faktor Eksternal adalah faktor yang bersumber pada pengaruh-pengaruh luar seperti pelajaran yang sulit, cara guru mengajar kurang efektif, kurang menarik minat, sikap yang tidak akur dan alat belajar yang kurang lengkap.
Menyikapi hal ini, maka seorang guru harus memahami perkembangan siswa, hal ini sejalan dengan pendapat Muhibbin (1995), bahwa seorang guru harus mengerti perkembangan dengan segala asfeknya antara lain. (a). Guru memberikan layanan bantuan dan bimbingan yang tepat kepada para siswa yang relevan dengan tingkat perkembangan. (b). Guru mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan timbulnya kesulitan belajar siswa tertentu.(c).Guru mempertimbangkan waktu yang tepat untuk memulai aktivitas proses belajar-mengajar bidang studi. (d). Guru menemukan dan menetapkan tujuan-tujuan pengajaran. Jika hal ini dapat dilakukan oleh guru maka sasaran belajar siswa yang menyangkut apa yang harus dikerjakan untuk dirinya dalam belajar dapat tercapai.
Berkaitan dengan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa proses belajar pada dasarnya terdapat prinsip-prinsip yang telah disepakati oleh para ahli pendidikan. Menurut Alvin dalam ( Davies 1987), bahwa prinsip-prinsip dalam belajar adalah:
(a). Hal apapun yang dipelajari, maka ia harus mempelajarinya sendiri. (b). Setiap siswa belajar menurut temponya sendiri sesuai dengan kelompok umur. (c). Seorang siswa belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan. (d). Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan secara keseluruhan lebih berarti, dan (e). Apabila siswa diberikan tanggungjawab untuk mempelajari sendiri maka ia lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan lebih mengingat secara lebih baik.
Pendapat ini dapatlah disimpulkan bahwa belajar adalah berusaha untuk mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya dengan berupaya sendiri untuk mendapatkannya. Namun perlu disadari bahwa dalam proses pembelajaran di kelas keadaan masing-masing siswa berbeda dalam belajar malah ada yang cenderung lamban.
Mengatasi Kelambanan siswa
Pada dasarnya guru yang profesional dalam mengelolah pembelajaran adalah guru yang memberi motivasi pada siswa agar belajar semaksimal mungkin walaupun siswa tersebut suka atau tidak suka pada mata pelajaran tersebut.
Tujuan mengajar adalah untuk mengadakan perubahan yang dikehendaki dalam tingkahlaku seseorang dalam belajar. Dengan kata lain pengajaran dapat membuat seseorang pelajar mengalami perubahan dalam belajar. Perubahan ini biasanya dilakukan seorang guru dengan menggunakan suatu strategi mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Davies (1986),bahwa: Untuk mengadakan perubahan-perubahan pada siswa dalam belajar dapat menggunakan dua cara ayitu : (1) strategi mengajar, yang meliputi strategi ceramah, strategi tutorial, strategi pelajaran, strategi dari studi kasus dan (2) teknik atau metode mengajar. Sejalan dengan pendapat ini maka upaya mengambil tindakan-tindakan penanganan terhadap kelambanan siswa menerima materi pelajaran terdapat beberapa metode yang cocok untuk mengatasi kelambanan siswa dalam menerima materi pelajaran antara lain:
Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah suatu cara mengajar dimana guru dan murid aktif bersama, guru bertanya murid mencari jawaban, murid mengemukakan ide baru, dan dengan ini guru bertujuan menanyakan. (a). Apakan anak mengetahui fakta-fakta tertentu yang telah di ajarkan. (b). Mengamati proses berpikir anak yang bertingkat-tingkat.(c). Mencari jawaban yang tepat dan faktual, dan (d). Membawa anak pada pengetahuan yang baru.
Namun perlu disadari oleh seorang guru bahwa dalam menggunakan metode tanya jawab ada beberapa situasi yang memungkinkan penggunaan metode Tanya jawab antara lain: (a). Untuk melanjutkan pelajaran baru. (b). Menilai kemajuan siswa.(c). Menyelingi pembicaraan. (d). Menangkap perhatian siswa. (e). Mencari jawaban dari siswa, dan (f). Memimpin pengamatan dan pemikiran siswa.
Metode Diskusi
Dalam situasi belajar kadang-kadang siswa dan guru menghadapi soal yang tidak dapat dipecahkan dengan satu jawaban saja. Untuk mencari jawaban yang tepat untuk itu diperlukan diskusi. Semua jawaban akan ditampung dan dipertahankan, mana yang paling banyak medekati kebenaran sehingga dengan musyawara yang demokratis dapat diambil kesimpulan. Oleh karena itu dalam pelaksanaan diskusi ada beberapa sifat-sifat pertanyaan dalam diskusi yang perlu diperhatikan antara lain: (a). Harus menarik minat siswa. (b). Setingkat dengan perkembangan umurnya. (c). Mempunyai lebih dari satu jawaban, dan (d). Tidak menanyakan dengan jawaban ya atau tidak.
Metode Pemberian Tugas Belajar
Metode ini biasanya diberikan guru sebagai pekerjaan rumah. Tetapi sebenarnya ada perbedaan antara pemberian tugas dan pekerjaan rumah. Ialah untuk pekerjaan rumah guru menyuruh membaca dari buku dirumah, 2 hari lagi memberi pertanyaan-pertanyaan di kelas. Adapun kebaikan dari metode pemberian tugas adalah: (a). Mengaktifkan siswa untuk mempelajari sendiri suatu masalah dengan jalan membaca sendiri, mengerjaan soal-soal sendiri, mencoba sendiri. (b). Membiasakan anak-anak berpikir. (c). Melatih anak-anak berhadapan dengan persoalan, tidak hanya hapalan. (d). Waktu siswa masuk anak-anak disuruh diskusi, dan (e). Mengembangkan inisiatif serta tanggungjawab dari siswa terhadap penggunaan dan pengentrapan informasi dalam menghadapi masalah yang aktual.
Berdasarkan beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa upaya guru mengatasi kelambanan peserta didik dalam menerima materi pelajaran dapat dilakukan beberapa metode atau teknik antara lain, Metode Tanya jawab, metode diskusi metode pemberian tugas. Sebab metode ini akan mengembalikan kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah dipelajari, olehnya itu selamat kepada teman-teman profesi guru yang menggunakan metode ini dalam upaya mengatasi kelambanan siswa dalam belajar di sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar